Kompas, Jumat 26 Desember 2014
Di Susun Oleh : VIDELIS JEMALI
Bapak Sudirman yang betempat tinggal di Dusun Kawerewere, Rejeki,
Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Selawesi Tengah pada tahun 2003
berniat untuk membangun rumah permanen di sekitar dusunnya dengan semen
sebanyak 50 zak. Namun keinginannya berubah karena ingin membuat sumber
energi di Dusunnya. Lalu semne tersebut di kelola di Sungai Meno yang
tidak jauh dari rumahnya.
Bapak Sudirman ingin membuat PLTM ( Pembangkit Listrik Tenaga
Mikrodha ) untuk Dusun Kawerewere. Tiga hari pertama beliau hanya
berkutat sendiri untuk membuat proyeknya tersebut, namun ke esokan
harinya tetangga membantunya dengan memberikan 2 zak semen lalu disusun 3
orang untuk membantunya membangun alur sungai dan bak penamung.
Sekitar pertengahan maret kerja keras itu membuahkan hasil dengan
dimulai kincir kayu berdiameter 50. Llu bapak Sudirman mencoba kincir
kayu berdiameter 80 dan bertambah rumah yang di aliri arus listrik.
Lalu di buat kembali kincir kayunya menjadi berdiameter 150 pada tahun
2005 dan bertambah 13 unit rumah . Dan saat ini warga menyumbang Rp.
25.000,- dan bagi warga yang ingin di aliri listrik selama 24 jam
membayar Rp. 40.000,-
Putaran kincir air itu menghasilkan 3000watt , listrik jarang mati
kalau pun mati karena banjir bandang pada April 2014 karena kincir
airnya dan dinamonya tergusur. Lalu waarga sekitar bergotong royong
selama tiga bulan untk memperbaikinya.
bila kita melihat lebih dalam bapak Sudirman (41) lahir di Palu , 10
Juni 1973 dan sang istri bernama Zuliana (37) dan dikaruniai dua anak.
Bapak Sudirman merupakan lulusan Diploma III Arsitektur Bangunan
Fakultas Teknik Universitas Tadulako (2009) , dan mendapatkan
penghargaan Energi Prakarsa 2013 dari Kementrian Energi dan Sumber Daya
Mineral.
” Saya akan berusaha sekuat tenaga agar apa yang saya lakukan ini
menjadi warisan yang berumur panjang , bila perlu dikembangkan dengan
modifikasi-modifikasi oleh generasi selanjutnya,” ujarnya.